Hai, akhirnya saya menulis lagi di tanggal 1 September ini. Saya ga sempat untuk menulis banyak di bulan Agustus meskipun banyak sekali ide bermnculan di kepala saya tetapi sangat sedikit waktu yang saya punya untuk membuka laptop dan menulis. Bulan Agustus terlalu penuh naik turun, mulai dari sibuk karena OL Shop saya lagi ngadain clearance sale besar besaran (yes, I still have few items left especially Bourjoise Rouge Velvet & Souffle de Velvet & Girlactik. Cek aja IG @beautystash.byins, semuanya sale kok, kalau ga diupload itu karena ga sempet aja upload ke IG lagi, langsung japri aja tanya harganya haha *lah kok promosi*) sampai kejadian yang paling bikin saya down di minggu terakhir Agustus dimana anak saya harus dirawat karena Demam Dengue (ya, musim musim yang ga jelas kayak sekarang memang musimnya penyakit virus apalagi DBD, jadi pastikan kita menjaga kondisi optimal) dan Riau mulai berasap lagi, seriusan orang – orang ini apa ga pernah belajar dari pengalaman? Atau terlalu bodoh? Mereka butuh bukti apalagi sih supaya berhenti bakar lahan – DAN BAKAR SAMPAH! HELLAW HARI GINI! *kemudian emosi*)
Oke kita masuk aja ke intinya daripada blunder ke isu isu lain yang ga ada hubungannya dengan judul.
Jadi di bulan Juli akhir saya baru saja pindah ke rumah saya di Pekanbaru, dimana sebelumnya saya selalu tinggal di wisma perusahaan yang AC 24 jam dan airnya berkaporit karena memang kualitas airnya jelek sehingga harus diolah sedemikian rupa sebelum dipakai. Di rumah saya sendiri, AC tidak tersedia di semua ruangan dan airnya tidak berkaporit karena di rumah saya alhamdulillah sumber airnya bagus. Hal ini tentunya mengubah kondisi kulit saya dari yang awalnya kering menjadi dehidrasi-berminyak-pori tersumbat dimana mana.
Saat saya menulis tulisan ini, saya baru sadar harusnya saya foto muka saya ketika breakout, tetapi kemarin saya ga kepikiran karena melihat muka di kamera depan untuk selfie saja saya malas.
Break out yang saya maksud adalah : jerawat di kening dan dagu kayak ga selesai selesai plus muka saya di area pipi geradakan banget tidak terlihat seperti ada komedonya tapi kok kayak jendul-jendul dan kalau dilihat di kaca juga seperti tidak rata.
Hal ini sempat berlangsung sebulan sampi akhirnya saya gerah sendiri dan mengevaluasi skincare routine saya yang mungkin butuh penyesuaian di lingkungan baru.
Nah terus sekarang, kenapa saya bisa mengatakan kondisi kulit saya di lingkungan baru dehidrasi-berminyak? Karena di rumah ini saya benar-benar berkeringat dan suhunya benar – benar panas mengerikan. Analoginya begini : kalau kita mnejemur pakaian di depan AC dan di bawah matahari jam 12 siang – sama sama kering kan? bedanya yang di bawah matahari udah jadi panas dan kaku saking keringnya. Itulah yang terjadi pada kulit kita. Penguapan cairan berlebihan + Adanya kosmetik (bentuk apapun, ntah primer ntah CC ntah BB cream) yag menyumbat pori kita. Kosmetik meskipun klaimnya nonkomedogenik tapi tetap ada beberapa yang akan menyebabkan komedo jika bereaksi dengan keringat, jadi amannya, kalau mau keringetan sebaiknya skip kosmetik yang nutupin pori. Penguapan cairan berlebihan –> kulit dehidrasi –> merespon dengan meningkatkan produksi minyak, bertujuan agar pertahanan kulit tetap terjaga.
Kulit yang kering tidak bisa mengelupaskan sel kulit mati dengan baik –> menyumbat pori –> bergabung dengan sisa makeup –> dynamic duo bruntusan
Produksi minyak meningkat ketemu sama pori pori tersumbat ya udah wasalam. Jadilah bruntusan geradakan.
Jadi produk seperti apa yang saya pilih untuk kondisi seperti ini?